Kebotakan Pola pada Wanita: Diagnosis dan Pengobatan
Kebotakan Pola pada Wanita: Diagnosis dan Pengobatan – Kebotakan pola pada wanita biasanya mulai terlihat sejak remaja awal hingga usia paruh baya. Gejalanya berupa rambut yang menipis secara bertahap di bagian depan kepala
Ciri-Ciri Kebotakan Pola pada Wanita
Kebotakan pola pada wanita biasanya mulai terlihat sejak remaja awal hingga usia paruh baya. Gejalanya berupa rambut yang menipis secara bertahap di bagian depan kepala. Berbeda dengan rambut rontok biasa (telogen effluvium), kebotakan pola pada wanita bisa langsung terlihat sejak awal, meskipun tidak disertai dengan kerontokan rambut berlebihan. Seiring waktu, kulit kepala menjadi semakin terlihat karena jumlah rambut semakin berkurang.
Sebagian besar wanita mengalami pelebaran di bagian tengah kepala akibat penipisan rambut yang menyebar, terutama di bagian depan dan ubun-ubun. Ada juga yang mengalami kerontokan di area kecil pada bagian depan kepala, sementara yang lain mengalami penipisan di seluruh kulit kepala, termasuk bagian samping dan belakang kepala. Meski begitu, umumnya masih ada garis rambut di bagian depan yang tetap bertahan.
Pemeriksaan Laboratorium
Sebagian besar wanita dengan kebotakan pola tetap memiliki siklus menstruasi yang normal, kesuburan yang baik, serta kadar hormon yang normal, termasuk kadar androgen yang beredar dalam tubuh. Oleh karena itu, pemeriksaan hormon yang lebih mendalam hanya diperlukan jika ada tanda-tanda kelebihan hormon androgen, seperti tumbuhnya rambut berlebihan (hirsutisme), jerawat kistik yang parah dan sulit diatasi, perubahan fisik menjadi lebih maskulin (virilisasi), atau keluarnya cairan dari payudara tanpa sebab (galaktorea).
Beberapa tes yang bisa dilakukan untuk memastikan penyebab kerontokan rambut meliputi:
– Tes kadar testosteron total atau bebas
– Tes kadar dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS) dan prolaktin
– Tes kadar hormon tiroid (serum thyrotropin)
– Tes kadar zat besi dalam darah (serum iron dan ferritin)
– Tes darah lengkap
Diagnosis Banding untuk Androgenetic Alopecia
Kebotakan pola pada wanita sering kali bisa disalahartikan sebagai kondisi lain, seperti telogen effluvium kronis. Namun, untuk membedakan keduanya, dokter bisa melakukan biopsi kulit kepala. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah jumlah rambut terminal (rambut tebal yang seharusnya tumbuh) mengalami penyusutan.
Perubahan Bentuk Rambut (Morfologi)
Seiring berjalannya waktu, rambut yang terkena kebotakan pola menjadi semakin kecil atau mengecil (miniaturisasi). Ini juga berlaku untuk akar rambut (papilla dan matriks) serta batang rambutnya. Meskipun kebotakan pada wanita umumnya tidak separah pada pria, tetap ada perubahan yang terlihat, seperti:
– Rambut dengan ketebalan yang bervariasi di area yang terkena, terutama di bagian atas kepala
– Jarak antar rambut yang semakin renggang, sehingga bagian tengah kepala terlihat lebih lebar dibandingkan bagian belakang kepala
– Pada beberapa kasus, volume rambut masih tampak normal, tetapi panjang rambut tidak lagi bisa tumbuh seperti sebelumnya, sehingga ujung rambut menjadi lebih tipis
Pada wanita, kebotakan pola lebih terlihat sebagai penipisan rambut, sedangkan pada pria, kebotakan lebih sering berbentuk area botak yang jelas.
Pengobatan Androgenetic Alopecia
Kerontokan rambut akibat kebotakan pola terjadi karena siklus pertumbuhan rambut yang terganggu. Secara teori, kondisi ini bisa diperbaiki. Namun, perawatan yang tersedia saat ini masih terbatas dan hasilnya bervariasi. Jika kebotakan sudah terlalu parah, bisa jadi sulit untuk diatasi karena sel induk folikel rambut bisa mengalami kerusakan permanen akibat peradangan.
Beberapa metode perawatan yang umum digunakan antara lain:
1. Minoxidil
Obat ini merupakan pilihan utama untuk mengatasi kebotakan pola. Cara kerjanya belum sepenuhnya dipahami, tetapi Minoxidil diketahui dapat:
– Memperpanjang fase pertumbuhan rambut (anagen)
– Merangsang folikel rambut yang sedang dalam fase istirahat (catagen)
– Memperbesar ukuran folikel rambut
Dengan penggunaan rutin, rambut-rambut kecil (vellus) bisa tumbuh lebih tebal menjadi rambut terminal, dan kerontokan rambut bisa berkurang.
2. Estrogen dari Luar (Exogenous Estrogen)
Dulu, terapi hormon estrogen digunakan untuk mengatasi kebotakan pola. Namun, metode ini kini jarang dipakai karena efektivitas Minoxidil yang lebih baik.
3. Finasteride
Obat ini efektif untuk kebotakan pola pada pria, tetapi berisiko bagi wanita, terutama yang masih dalam usia subur. Finasteride mengandung inhibitor enzim 5α-reduktase, yang bisa menyebabkan kelainan pada alat kelamin janin laki-laki jika dikonsumsi oleh wanita hamil. Oleh karena itu, penggunaan obat ini tidak disarankan untuk wanita.
4. Metode Kosmetik
Beberapa cara untuk menyamarkan kebotakan pola meliputi:
– Menata rambut dengan gaya tertentu
– Menggunakan teknik penataan seperti teasing, pewarnaan, atau semprotan rambut
– Menggunakan wig atau hairpiece jika kebotakan sudah cukup parah
5. Transplantasi Rambut
Transplantasi rambut telah menjadi metode yang diterima untuk mengatasi kebotakan pada pria dan kini juga digunakan untuk wanita. Namun, hanya sedikit wanita yang memilih metode ini karena biaya yang tinggi dan prosedurnya yang bisa menimbulkan trauma.
6. Operasi
Jika berbagai metode pengobatan tidak memberikan hasil yang memuaskan, operasi bisa menjadi pilihan terakhir untuk mengatasi kebotakan pola pada wanita.
Kebotakan pola pada wanita disebabkan oleh berbagai faktor yang sebagian besar bersifat genetik. Baik mekanisme yang bergantung pada hormon androgen maupun yang tidak, berperan dalam kondisi ini. Pada wanita, kebotakan pola lebih sering terlihat dengan penipisan rambut di bagian depan dan samping kepala, sementara rambut di bagian belakang lebih padat.
Kerontokan rambut yang tidak biasa bisa berdampak negatif pada rasa percaya diri, kesehatan mental, dan citra tubuh seseorang. Oleh karena itu, dokter perlu memberikan pemahaman kepada pasien bahwa kebotakan pola dapat mempengaruhi kualitas hidup dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.